Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Depan Ganda Putra Indonesia setelah Tokyo 2020

Bukanmenggurui.id - Hasil minor yang baru saja didapatkan tim ganda putra Indonesia pada pagelaran Olimpiade Tokyo 2020 tentu saja diluar dugaan, bagaimana tidak, dua pemain kita yang menempati rangking 1 dan 2 dunia gagal total dalam perebutan medali, The Minions & The Daddies yang digadang-gadang akan membawa pulang medali emas, takluk dramatis dari lawannya masing-masing.

 

Source : gettyimages, Pedro Pardo

Pasangan Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo tumbang diperempat final oleh Duo Malaysia, sedangkan Mohamad Ahsan dan Hendra Setiawan dibabat habis pasangan kuda asal Taiwan, Lee Yang dan Wang Chi Lin di semifinal. Tragisnya The Daddies sebenarnya punya peluang untuk setidaknya membawa pulang keping medali perunggu, namun apadaya mereka justru kalah juga oleh Duo Malaysia, Aaron Chia dan Soh Woi Yik. Hasil ini membuat ganda putra Indonesia absen menyumbangkan medali pada tiga olimpiade berturut-turut, London 2012, Rio 2016 dan Tokyo 2020.

Faktor mental dilapangan karena beban medali dan lack of strategy menurut saya adalah faktor paling dominan yang membuat dua pasangan Indonesia ini gagal tampil maksimal. 

Terutama the minions, menurut saya pertandingan mereka saat berhadapan dengan Malaysia di perempat final adalah salah satu pertandingan terburuk mereka selama berpasangan, apesnya pertandingan ini adalah "olympic match".

Untuk the daddies, saya sangat mengapresiasi penampilan mereka sepanjang olimpiade ini, bisa mencapai babak semifinal diusia yang tidak muda lagi tentunya merupakan perjalanan yang tidak mudah, sayang saja mereka gagal menggondol medali, sedihnya lagi adalah  Mohamad Ahsan yang belum pernah menang medali olimpiade sepanjang karir profesionalnya di bulutangkis harus memupus dalam harapan itu.

Apa saja kira-kira yang perlu dilakukan tim ganda putra Indonesia dari kacamata fans?, iya kacamata saya, karena saya fans bulutangkis kan *eh

 -Pergantian Pasangan dan Regenarasi Pemain

Tim pelatih harus segera mendiskusikan dan mementukan apakah akan mengganti pasangan yang sudah ada, Marcus Gideon yang sudah tidak muda 30 tahun tentunya harus segera memikirkan apakah masih ingin lanjut di pelatnas atau tetap berlatih lebih untuk persiapan event yang akan datang, Kevin yang sudah memasuki usia emas 26 tahun tentunya harus segera memutuskan karirnya untuk tetap yakin bersama Marcus atau mencari pasangan yang lebih muda.

Usia the daddies yang sudah tidak muda tentunya dalam waktu dekat akan segera menepi dari pelatnas, pastinya karena alasan prospek jangka panjang, Ahsan dan Hendra harus mengalah demi kebaikan regenarasi ganda putra Tim Indonesia, namun ilmu dan pengalaman mereka masih sangat dibutuhkan untuk generasi muda pelatnas saat ini, setidaknya mereka harus bertahan dan berada di pelatnas 1 tahun lagi.

-Penerapan Strategi

Semakin populernya bulutangkis di kancah dunia dan meratanya persaingan saat ini dan juga karena  bulutangkis yang masih dikompetisikan di olimpiade, tentunya tim-tim di seluruh dunia akan melakukan segala cara untuk meraih prestasi tertinggi dengan cara apapun (positive ways of course) .Tim Indonesia khususnya ganda putra harus segera move on dan mencari cara dan strategi baru untuk mengantisipasi permainan lawan dan mempertahankan hegemoni di papan atas rangking dunia.

Tim Indonesia harus segera menemukan racikan dan pembinaan yang tepat, agar tidak terkejar dan tertinggal dari negara lain, tentunya kita semua berharap nomor ganda putra yang kita banggakan ini akan terus konsisten dalam meraih prestasi di masa yang akan datang, terutama untuk next highest event  Olimpiade Paris 2024 nanti.


Kurniawan Rizky Permadi

Bukan menggurui .id

Posting Komentar untuk "Masa Depan Ganda Putra Indonesia setelah Tokyo 2020"